Situs
Cengkuk berada pada tahun 187 SM
Sejatinya, manusia hidup tetap
menghendaki ketergantungan terhadap alam dan alam memang menjadi kebutuhan
mutlak manusia karena sebagaimana dimaklumi bahwa sumber kehidupan manusia
didominasi dari zat alam atau unsur alam antara lain ; air, udara, sinar
matahari, zat bumi yang hidup melalui tumbuhan yang dibutuhkan yaitu padi,
buah, umbi-umbian dan sereal serta bagian lainnya dari tumbuhan. Bahkan mungkin
banyak tanaman yang seutuhnya menjadi konsumsi manusia. Manusia bisa
dikatagorikan rakus dan bisa juga dikatakan kodratnya ketergantungan hidup
melahap tumbuhan ?
Nun jauh diatas sana, sinar surya
dengan terik dan terang benderang menyaksikan laku lampah manusia. Tanpa
disadari bahwa yang menerangi alam setiap hari merupakan saksi alam yang rela
tanpa berkeluh kesah memancarkan sinarnya. Padahal tanpa cahaya matahari
tersebut mungkin kondisi didunia ini gelap gulita tanpa ada kehidupan, benarkah
demikian ?. Tentu saja karena ternyata manusia tanpa cahaya tersebut, tidak
akan hidup karena dari sinar itulah segala sumber kehidupan manusia.
Apabila diamati dari sinar nurcahya tersebut,
akan nampak bermacam-macam warna. Ternyata matahari mengeluarkan berupa zat
warna hijau, kuning, merah, ungu, putih, biru, orange dan terdapat warna pink.
Warna warni tersebut yang telah dipancarkan ke hamparan alam,
menjadikan tumbuhan atau pepohonan berpengaruh terhadap warna daun, bunga,
kulit pohon maupun bentuk tanaman. Jika diperhatikan dengan seksama, nampak
warna sinar surya mendominasi tumbuhan yang warna bunga, dedaunan, batang pohon
maupun ranting walau kadang terdapat juga warna yang kombinasi. Itulah kekuatan
sang surya padahal jutaan kilometer jarak bumi dan matahari. Tetapi sungguh
menakjubkan kekuatannya dapat dirasakan dan dilihat pengaruhnya sangat besar
bagi kehidupan makhluk dibumi.
Alang-alang
bukan penghalang perjalanan
Sebaliknya bumi juga sebagai saksi
alam, seolah menyambut kehangatan matahari dengan mengeluarkan zatnya berupa
aneka tumbuhan yang dikodratkan sesuai kehendak Pencipta-Nya. Sehingga
terkesan antara matahari yang nun jauh disana dengan hamparan bumi
seolah-olah terdapat koordinasi yang terjalin baik. Maka dari atas jagat raya
ini tumbuh pepohonan beraneka macam bentuk, jenis dan rumpunya serta terlihat
warna dominan yang dikeluarkan sinar matahari. Ragam corak tumbuhan
terlihatlah oleh kasat mata berwarna-warni yang sesuai dari zat sinar matahari
yaitu; warna hijau, kuning, merah, ungu, putih, biru, orange dan pink. Tujuh
warna tersebut, melambangkan dengan jumlah tujuh edaran waktu bumi berevolusi
selama hampir 24 jam yang diciptakan Allah SWT dan diberi nama oleh manusia
sebagai penghuni alam dengan sebutan hari ; Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
Sabtu dan Minggu.
Keharmonisan saksi kehidupan manusia
disertai pula oleh air. Dengan kekuatan matahari pula zat air diserap ke atas.
Kemudian setelah air menggumpal, didorong oleh kekuatan angin, setelah itu maka
hancurlah gumpalan mega menjadi cairan hujan. Dengan kesejukan air dan
kehangatan matahari, seluruh embrio yang berada dihamparan bumi, tumbuhlah
sesuai kehendak-Nya. Apabila manusia sengaja menanam atau sekalipun tidak
sengaja tetap alam menyediakan tumbuhan bagi manusia. Namun entahlah manusia
memanfaatkan pepohonan untuk apa, tetapi selama ini akal manusia memanfaatkan
tumbuhan diantaranya :
1. Memanfaatkan bunga
Untuk penyejuk pemandangan mata.
Keindahan bunga banyak dipuja, dihirup harumnya. Bahkan digunakan untuk tanda
cinta terhadap lawan jenis, untuk tanda simpati kepada keluarga yang berkabung,
untuk tanda simpati terhadap arwah. Malah ada bunga tertentu di jadikan obat
maupun kosmetik. Dari zat bunga itu pula lebah menghisap. Kemudian lebah
menghimpun di suatu sarang. Setelah melewati waktu tertentu, manusia pula yang
memanfaatkan madunya.
2. Memanfaatkan buah
Buah-buah untuk dikonsumsi penyempurna vitamin,
untuk dimakan sebagai penyedap masakan, untuk obat bahkan ada buah untuk persembahan
kepada roh leluhur.
Buah
Nan Nam yang mulai langka
3. Memanfaatkan daun
Daun-daun banyak dimanfaatkan untuk
makanan manusia dan binatang ternak. Terdapat daun untuk teman makan, penyedap
masakan, untuk kemasan makanan, Malahan untuk komunitas masyarakat
tertentu banyak daun dijadikan obat-obatan. Terdapat juga daun untuk bahan
upacara ritual persembahan terhadap arwah leluhur.
4. Memanfaatkan Kayu
Kayu banyak diburu manusia untuk
bahan bangunan, untuk kenyamanan manusia beristirahat santai, tidur atau
kebutuhan rumah tangga lainnya. Malah sekalipun yang terkecil masih dibutuhkan
sebagai bahan bakar. Dilain pihak, terdapat kayu untuk kepentingan kesehatan
manusia dan banyak lagi hajat hidup manusia yang selalu menggunakan kayu.
5. Memanfaatkan akar
Sekalipun hanya akar manusia juga
dengan akalnya memanfaatkan akar-akaran untuk dijadikan obat-obatan. Apalagi
jika akar berupa wujud umbi-umbian yang dapat dikonsumsi, maka dilahap pulalah.
6. Memanfaatkan sebagai peneduh
Jika suatu pohon belum
diketahui manfaatnya, apalagi berukuran tinggi dan besar, maka manusia
memanfaatkan pohon tersebut untuk dijadikan peneduh dari terik matahari.
7. Memanfaatkan sebagai penghijauan
Terdapat sebaran manusia yang tidak
terkendali, kadang tanpa perhitungan membangun tempat tinggal dikawasan bahaya
longsor, namun dengan kecerdesannya manusia menanam pepohonan yang dianggap
mampu menjadi penahan longsor dengan dalih penghijauan lingkungan hidupnya.
Sungguh luar biasa akal manusia
memanfaatkan tumbuhan atau pepohonan untuk kepentingannya. Dari zat tumbuhan
maupun fisik pepohonan itu hampir seluruhnya dikelola manusia untuk
privasi kehidupannya agar lebih tenang, nyaman, sehat, kenyang dan segalanya
terpenuhi. Memang jika tanaman dikelola dengan kasih sayang dan benar, maka
lingkungan manusia akan menjadi asri dan menyimpan serta menghasilkan kandungan
air yang melimpah. Tetapi kadang kehendak dintara manusia sering tidak seiring,
seirama, dan tidak berpikiran yang sama. Hal itu perlu dimaklumi. Dilain tempat
memelihara lingkungan hidup, namun dilain tempat memberangus pepohonan. Maka
jika terjadi bencana, dan alamlah yang divonis bersalah. Seringkali
fenomena alam dalih yang enteng dinyatakannya. Padahal tanaman dan air, bagai
keharmonisan kasih sayang layaknya memadu cinta abadi.
Saksi Alam dan saksi kehidupan
manusia selanjutnya yaitu air. Manusia tanpa air, dipastikan kering kerontang.
Sebab manusia dipenuhi oleh kadar air, maka tanpa air manusia lambat laun akan
mengering dan kemudian akan mengalami kematian. Oleh karena itu, keberadaan air
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehingga manusia menggunakan air untuk
kebutuhannya, sebagai ilustrasi antara lain :
- Untuk Minum
- Untuk Mencuci
- Untuk Mandi
- Untuk Memasak
- Untuk Peliharaan Tanaman, Kolam dan Ternak
- Untuk Membantu Penggerak Mesin
- Untuk Usaha ; transportasi, kolam ikan, pembuatan garam
dan lain-lain
- Untuk Kesenangan ; Rekreasi dan olahraga
- Untuk Obat
- Untuk Upacara Ritual
Banyak lagi manfaat air dan berjasa
bagi kehidupan manusia, walaupun tanpa disadari dan manusia sering
melupakannya, tetapi air tidak menuntut sesuatu dari manusia.
Hanya alangkah nisbinya jika manusia mengabaikan keberadaan air padahal air
yang menjadi salah satu zat hidupnya. Sangat beretika jika manusia yang berakal
memelihara dan menghormati air sekaligus menyadari siapa Pencipta-Nya. Cobalah
renungkan sejenak tatkala akan memanfaatkan air. Sebab kenyamanan hidup manusia
banyak ditentukan diantaranya oleh air dan hawa angin. Air dan angin, bagai
kelembutan sutera namun suatu saat keduanya bisa berubah menjadi malapetaka.
Maka tergantung cara manusia memperlakukannya. Apakah diperlakukan sebagai
sahabat yang bermartabat atau diposisikan sebagai lawan berseteru ?, terserah.
Saksi alam lainnya bagi kehidupan manusia, yaitu
angin. Udara sejuk yang disertai angin sepoi-sepoi sering meninabobokan
kenyamanan aktifitas manusia. Tanpa disadari semilir angin tengah sirkulasi
kedalam tubuh manusia, bahkan gerakan angin sering membawa zat yang tanpa
diketahui, apakah yang terhirup hidung membawa kenikmatan atau malah sebaliknya
akan menjadi petaka. Dialah angin yang suka dinyatakan gaib, terasa hidup
bergerak tetapi tidak terlihat.
Deburan
ombak diterpa angin
Angin merupakan bagian dari tubuh
manusia melalui pernapasan dan sejatinya selalu memompa detak jantung, tetapi
jika manusia kurang beradab dengan kehadiran angin dalam tubuhnya mungkin saja
dari kenyamanan bisa berubah menjadi penyakit. Angin atau udara telah banyak
berjasa terhadap kehidupan manusia. Mendesaknya keperluan hajat hidup manusia,
banyak memotivasi manusia merekayasa alat agar menghasilkan udara maupun
kekuatan angin semata. Sungguh cerdas manusia yang menerima wahyu akal sehingga
mampu memanfaatkan angin. Sadar ataupun tidak kehadiran angin sangat penting
dan Pencipta-Nya tidak menunggu dari manusia walau hanya basa-basi telah
menggunakan angin hawa mul mujijati Allah. Malah mungkin beranggapan bahwa
angin, produk dari fenomena alam. Begitulah manusia. Namun suatu saat anginpun
kadang menuntut kesadaran manusia yang telah memanfaatkan tanpa bersyukur
kepada Sang Pencipta-Nya. Apabila tanpa bersyukur, tunggulah Saksi Alam maupun
Saksi Manusia tersebut beraksi yang akhirnya menjadi bencana bagi
manusia.
Sering manusia menamakan amukan Sang
Bayu diistilahkan puting beliung, angin puyuh, tornado atau dudung dan apa pula
namanya, namun yang jelas kedasyatan angin oleh siapapun manusia tidak akan
mampu menahannya. Bahkan suka terjadi gerakan angin seolah-olah berlari saling
berkejar-kejaran, saat itulah angin tengah melakukan perkawinan. Ternyata
perkawinan tidak hanya melulu dilakukan manusia atau binatang saja, angin pun
sama melakukan perkawinan. Sungguh sangat luar biasa dan apabila menyaksikan
kedasyatan angin, kiranya manusia wajar menyatakan dengan berdoa : Haldamma
Kolama Hawa Mul Qodrat Ya Allah.
Oleh karena itulah, dari rangkaian Saksi Alam
Matahari, Bumi, Air dan Angin serta saksi alam lainnya, Siliwangi senantiasa
menganjurkan khususnya kepada keluarga dan keturunannya agar menghormati
seisinya alam jagat raya serta kepada Pencipta-Nya. Siliwangi sangat komitmen
memelihara alam dan menjunjung tinggi Saksi Alam. Karena saksi tersebut,
diyakini merupakan suatu utusan langsung dari Sang Maha Pencipta-Nya.
Orangtua
tengah berdoa khusu
Dibeberapa tempat Siliwangi menyukai
meditasi, suatu cara menyatukan jiwa dengan zat alam sekitarnya, dan prilaku
itu pun salah satu upaya menghormati terhadap Saksi Alam. Siliwangi terus
memelihara lingkungan hidup dengan harapan anak keturunannya akan terus bisa
hidup dari kekayaan alam. Oleh karena itu, Siliwangi senantiasa senang
membuat hutan. Saking menyukai lingkungan hutan, selalu buatannya
dinyatakan “keramat” atau “hutan larangan”. Padahal itu semata-mata agar anak
keturunannya selalu menjaga kelestarian hutan. Sebab jika hutan rusak, maka
sumber kehidupannya akan menjadi sengsara. Sebagaimana dimaklumi, bahwa
Siliwangi menyenangi makan tumbuh-tumbuhan dan binatang liar seperti rusa
maupun ikan.
Maka disamping hutan selalu
dinyatakan “keramat” juga Siliwangi senang memelihara aliran sungai bahkan
membuat segara/situ/danau. Dari konservasi itulah diharapkan ikan kesukaannya
akan melimpah. Itulah leluhur Siliwangi dalam upaya memelihara Alam Semesta,
sehingga pantas ditiru dalam konteks konservasi alam kini, setiap hutan lindung
sebaiknya dinyatakan “KERAMAT” dan perusak lingkungan patut dinyatakan sebagai
“PELOPOR KIAMAT”, setujukah anda ?
Terima kasih dan salam hormat untuk orang tuaku
di Cipaku yang telah membimbing penyusunan tulisan ini.