Menurut Sejarah, pembagian wilayah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh adalah
sebagai berikut :
1. Pajajaran berlokasi di Kota Bogor dan beribukotakan di Pakuan.
2. Galuh Pakuan beribukotakan di Kawali (Ciamis)
3. Galuh Sindula yang berlokasi Lakbok dan beribukota di Medang Gili.
4. Galuh Rahyang berlokasi di Brebes dengan ibukotanya di Medang Pangramesan.
5. Galuh Kalongan berlokasi di Alas Roban dengan ibukotanya di Medang pangramesan
6. Galuh Lalean berlokasi di Cilacap dengan ibukotanya di Medang Kamulan.
7. Galuh Pataruman berlokasi di Bnajarsari dengan ibukotanya Banjar Pataruman.
8. Galuh Kalingga berlokasi di Bojong dengan ibukotanya Karang kamulyan.
9. Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung dengan ibukotanya Bagola.
10. Galuh Kumara berlokasi di Tegal dengan ibukotanya di Medang kamulyan.
Maharaja Tarusbaya bersahabat baik dengan Raja Galuh Prabu Bratasenawa atau Prabu Sena. Purbasora yang merupakan cucudari pendiri Kerajaan Galuh melakukan perebutan tahta kerajaan Galuh pada tahun 716M karena merasa lebih berhak naik tahta daripada Prabu Sena, akibat perebutan kekuasaan itu Prabu Sena melarikan diri ke Kalingga (karena Istri Prabu Sena adalah cucu penguasa kalingga yaitu Maharani Sima Ratu kalingga).
Sanjaya putra dari Prabu Sena berniat menuntut balas kepada Purbasora, Sanjaya yang menjadi menantu Prabu Tarusbaya mendapatkan mandat memimpin Kerajaan Sunda langsung untuk memimpin pasukan untuk menyerang Kerajaan Galuh yang dipimpin Purbasora, Galuh yang diserang habis-habisan, hingga yang selamat hanya Senopati Karajaan Galuh yaitu Balangantrang.
Awalnya Sanjaya hanya berniat balas dendam saja dengan terpaksa harus naik tahta menjadi raja di Kerajaan Galuh, sebagai Raja Sunda makanya Sanjaya juga harus berada di Sundapura, akhirnya Sunda-galuh pun disatukan kembali hingga akhirnya Kerajaan Galuh diserahkan kepada tangan kananya yaitu Premana Dikusuma yang beristrikan Naganingrum yang memiliki putra bernama Suratoma alias Manarah.
Premana dikusuma adalah cucu dari Purbasora, harus tunduk kepada Sanjaya yang membunuh kakeknya, tapi Premana dikusuma juga hormat kepada Sanjaya yang sangat disegani, bahkan disebut juga sebagai Rajaresi karena nilai keagamaannyayang kuat dan memiliki sifat seperti Purnawarman, Premana Dikusuma juga menikah dengan Dewi Pangreyep(keluarga Kerajaan Sunda sebagai ikatan Politik).
Ditahun 732M mewarisi tahta Kerajaan Medang dari orang tuanya sebelum ia meninggalkan wilayah Kerajaan Sunda (jawa Barat) ia mengatur pembagian kekuasaan untuk kedua putranya (Tamperan dan Resiguru demunawan), Sunda-Galuh menjadi kekuasaan Tamperan dan Resiguru Demunawan memimpin Kerajaan Kuningan juga Galunggung.
Premana Dikusuma akhirnya lebih sering bertapa dan semua urusan kerajaan dipegang oleh Tamperan yang merupakan mata juga telinga sang ayah (Sanjaya), Tamperan terlibat skandal dengan Dewi Pangreyep hingga lahirlah jabang bayi yang diberi nama Banga(dalam cerita rakyat disebut dengan Hariangbanga).Tamperan memerintahkan pembunuh bayaran untuk membunuh Premana Dikusuma yang sedang bertapa dan akhirnya pembunuh itu dibunuh juga, akan tetapin semua nya tercium dan diketahui oleh Balangantrang.
Ki Balangantrang dan Manarah(Suratoma) merencanakan untuk balas dendam kepada Tamperan dalam cerita rakyat kita mengenal Manarah sebagai Ciung Wanara, akhirnya penyerangan pun dimulai bersama pasukan geger sunten yang dibangun diwilayah Kuningan, Ciung Wanara menyarang galuh dalam semalam, semua ditawan tapi Banga dilepaskan, namun Banga kemudian berniat membebaskan kedua orangtuanya hingga terjadi pertempuran yang mnengakibatkan Tamperan dan Dewi pangreyep tewas dan akhirnya Banga pun kalah menyerah.
Perang saudara itu akhirnya terdengar oleh Sanjaya yang mempimpin Medang atas titah ayahnya, Sanjaya kemudian menyerang Ciung Wanara tetapi Ciung Wanara telah bersiap dan akhirnya perang terjadi kembali ditengah peperangan muncullah Resiguru demunawan yang melerai dan akhirnya disepakati Galuh diserahkan ke Ciung Wanara dan Sunda diserahkan ke Banga.
Konflik terus terjadi, kehadiran orang galuh sebagai Raja Sunda di Pakuan belum bisa diterima secara legawa dan secara umum.sama hal nya dengan kehadiran Sanjaya dan Tamperan sebagai orang Sunda di Galuh. Karena konflik itu setiap Raja Sunda yang baru selalu memperhitungkan setiap kedudukan yang akan dipilihnya menjadi pusat pemerintahan.
Dengan demikian pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah, antara tahun 895M sampai dengan tahun 1311M kawasan jawa Barat selalu diramaikan oleh iring-iringan rombongan Raja baru yang pindah tempat pemerintahannya.
Dari
segi budaya orang Sunda dikenal sebagai orang gunung karena banyak menetap di
kaki atau lereng gunung dan orang Galuh sebagai orang air yang biasa menetap atau bermukim dipinggiran sungai maupun danau. Dari faktor inilah secara turun
temurun dongeng Sakadang Monyet jeung Sakadang Kuya disampaikan.
Hingga pemerintahan Ragasuci (1297M-1303M). gejala ibukota mulai bergeser kearah timur ke Saunggalah hingga ke Kawali, Ragasuci sebenarnya bukan putra Mahkota, Raja sebelumnya Jayadarma beristrikan Dyah Singamurti dari wilayah Jawa bagian timur dan memiliki putra yang bernama Sanggramawijaya atau kita kenal dengan Raden Wijaya lahir di Pakuan, setelah Jayadarma wafat akan tetapi istrinya tidak mau tinggal diPakuan dan memilih kembali di daerah Jawa wilayah timur.Kelak Raden Wijaya mendirikan Kerajaan yang diberi nama Majapahit yang besar dan keturunannya yang bernama Hayam Wuruk yang mempunya mahapatih bernama Gajah Mada akan mempersatukan Nusantara, kecuali Kerajaan Sunda yang saat itu dipimpin oleh Raja Linggabuana, dan gugur bersama anaknya yang bernama Dyah Pitaloka Citraresmi dalam Perang Bubat tahun 1357M, sejak peristiwa Bubat tersebut keturunan kerabat Keraton Kawali ditabukan berjodoh dengan Keraton Majapahit.
Jadi nama jalan Purnawarman, Sawunggaling, Mundinglaya, Ciung Wanara, Rangga Gading, Hariangbanga, Geusan Ulun. Suryakencana, Dipati Ukur, Bahureksa, Wastukencana, Gajah Lumantung, Singaperbangsa dan lain-lain belum saya tuliskan karena masih mencari cerita versi yang satu dengan yang lain agar tidak menjadi sebuah perdebatan.
Demikian lah sepenggal tulisan sejarah yang terlupakan dan mungkin akan tergerus jaman juga peradaban sekarang ini,
Mohon maaf apabila saduran juga tulisan ini keluar dari Judulnya.
Salam Waras...!